ENERGI TERBARUKAN DARI LIMBAH
KELAPA SAWIT SELAMATKAN KRISIS LISTRIK INDONESIA.
Dari jurnal Global Workshop
on Clean Energy Development yang dirilis oleh United States Agency
International Development (USAID) di Washington DC, Amerika Serikat. Dimana Workshop
tersebut memperbincangkan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan potensi limbah
sebagai sumber energi atau sumber energi baru terbarukan. Kesimpulan dari
workshop tersebut adalah bagaimana menyelematkan dunia dari pemanasan global
(global warming) dengan energi terbarukan.
Dalam konsep dan wacana yang lebih prospektif, saya lebih menekankan dan ingin mengungkapkan tentang potensi besar kelapa sawit dikaitkan dengan pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai sumber energi listrik di daerah Sumatera Utara. Titik fokusnya pada limbah padat dan limbah cair dari kelapa sawit. Pasalnya, dari limbah padat dan limbah cair industri kelapa sawit yang ada di negeri ini, menghasilkan potensi energi berbentuk biomass dan biogas yang sangat besar.
Biomass (sumber energi dari limbah padat) dan biogas (sumber energi dari limbah cair) merupakan sumber energi alternatif dari bahan bakar gas. Namanya saja gas, darinya banyak pemanfaatan sebagai sumber energi. Di antaranya sebagai pembangkit tenaga listrik. Saat ini, di Sumatera Utara dan Riau terdapat 346 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang sudah beroperasi dan 20 unit PKS dalam tahap pembangunan. Dari limbah PKS yang ada saja —dengan berkapasitas 30-90 ton TBS/jam— sudah dapat menghasilkan sumber energi listrik dari biogas sebesar 400 mega watt (MW).
Sedangkan dari limbah padatnya (biomass), dari tandan kosong (Tankos) dan cangkang, mampu menghasilkan energi listrik sebesar 60 MW. Hitungan sumber energi tersebut masih dalam hitungan sumber energi yang ada di PKS hasil dari pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Belum terhitung dari sumber energi dalam bentuk limbah padat (biomass) berupa pelepah-pelepah kelapa sawit di areal perkebunan, yang dalam masa-masa perawatan memang harus dipotong.
Begitu besarnya potensi tersebut untuk pemanfaatan listrik dan gas dari kelapa sawit sebagai efek positif dari pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut, besarnya potensi sumber energi terbarukan itu semestinya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dari factor bahan baku, dalam proses rutinitas perkebunan sebenarnya sudah tidak ada masalah.
Tentang kemungkinan kendala pemasaran, saya kira juga tidak ada masalah. Pangsa pasar dalam memasarkan listrik sudah jelas. Pihak perusahaan bisa menjual listrik tersebut ke PT PLN sebelum didistribusikan ke konsumen (masyarakat).
Demi pemerataan pembangunan, masyarakat di pelosok daerah (kampung tertinggal) juga berhak mendapatkan fasilitas yang sama dengan masyarakat lainnya untuk menikmati terangnya cahaya sepanjang waktu. Sebagaimana dimaklum, listrik tidaklah sebatas penerang, karena sumber energi listrik memang sangat berperan penting dalam berbagai aktivitas rumah tangga dan kehidupan manusia.
Pengolahan biogas dan biomass dengan tepat dan cara yang lebih baik, tentu akan menciptakan penggunaan energi yang bersih. Bila hal tersebut dilakukan, maka kita di negeri ini, baik langsung maupun tidak langsung telah turut berupaya menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Pemanfaatan biogas dan biomass sebagai sumber energi listrik, juga akan membuat pola perkebunan di Indonesia akan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan biomass dan biogas dari kelapa sawit sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan,diharapkan isu-isu negatif tentang lingkungan akan dapat terbantahkan .Pemanfaatan limbah padat dan limbah cair sebagai energi bersih terbarukan akan membuat carbon dioksida (CO2) tidak langsung terbang membumbung ke atmosfir bumi yang dapat membahayakan (efek gas rumah kaca).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar