BIOGAS DAN BIODIESEL DARI LIMBAH CAIR
PENGOLAHAN PABRIK KELAPA SAWIT (PKS)
Selama
ini limbah cair dari pabrik kelapa sawit (PKS)selalu terbuang sia-sia. Padahal
dengan menerapkan teknologi terbarukan,
limbah cair buangan dari pabrik kelapa sawit bisa menjadi biogas. Biogas itu sendiri adalah gas metana yang
diperoleh dari limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit yang dapat digunakan
untuk penghasil listrik maupun untuk kebutuhan rumah tangga.Sudah ada beberapa
PKS di Sumatera Utara maupun di Riau yang pertama menggunakan genset berbahan
dasar limbah cair dari PKS (pabrik kelapa sawit). Sebelumnya dua perusahaan
kelapa sawit milik swasta di Riau juga sudah menggunakan teknologi yang sama. Di
salah satu perusahaan perkebunan BUMN di Riau selama ini ada tiga mesin
pembangkit dengan daya seluruhnya mencapai 3 MW yang menghabiskan bahan baku
solar 11.000 per hari tentunya dengan harga non subsisi. Namun kini, dalam
hitungan lebih setahun perusahaan perkebunan plat merah ini menawarkan sebuah
teknologi terbarukan dengan menggunakan bahan dasar limbah cair kelapa sawit
yang biasanya terbuang begitu saja. Alat genset bahan dasar gas itu memang
lumayan mahal, harganya menembus US$ 3 juta. Satu sisi harga genset dengan
bahan dasar solar hanya berkisar US$ 700 ribu.
Hitungan investasi awal, memang dirasakan seperti lebih mahal menggunakan genset bahan dasar gas. Namun bila dirunut jangka panjang, ternyata jauh lebih murah ongkos dengan bahan dasar biogas.
Kolam limbah berukuran 110m x 50m dengan kedalam 6 meter, kini telah disulap menjadi bahan dasar biogas. Kolam limbah yang berpagar besi itu dulunya terbuka begitu saja. Tak ada yang bisa dimanfaatkan untuk apapun. Namun sekarang, kolam itu bak kubah. Sebuah plastik yang tahan dipergunakan selama 20 tahun menutupi seluruh kolam limbah tersebut. Dengan ketinggian di tengah kubah sekitar 6 meter dari permukaan air limbah. Inilah proses dari pembuatan biogas yang bisa jadikan pembangkit listrik.
Secara teknis Biogas plan mendapat asupan limbah cair sekitar 420 M3/hari (21 M3/jam) dari PKS Tandun. Limbah cair itu dialirkan ke kolam stabilisasi untuk kemudian dengan pompa kapasitas 20 M3/jam dialirkan ke dalam kolam anaerobik digester kapasitas 24.000 M3(kolam bertudung yang mencegah limbah cair menguap ke udara). Pada suhu 300 C kandungan organik yang terkandung di air limbah di degradasi menjadi biogas dan air. Biogas yang dihasilkan mengandung sekitar 60% CH4, 38% CO2 dan 2% H2S. Biogas yang dihasilkan adalah sebesar 10.188,76 M3 biogas/ hari (509,44 M3 biogas/jam).Biogas yang ditangkap kemudian dibersihkan dari kandungan H2S dan diturunkan kadar airnya untuk kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar guna menggerakkan Biogas Generator dengan kapasitas 1000 kW/jam, yang membutuhkan bahan bakar biogas sebesar 9.795,92 M3 / hari atau 489,80M3 /jam.
Dari kolam limbah PKS yang
berkapasitas 30 Ton TBS/Jam akan menghasilkan gas yang bisa membangkitkan daya
listrik sebesar sekitar 1,2 MW. Dengan adanya pembangkit biogas ini, bisa hemat
bahan bakar solar untuk pemakaian genset setara dengan pemakaian solar antara
4500 sampai 6000 liter per hari. Biogas dari limbah cair PKS ini, pun mendapat
perhatian dari PBB. Belum lama ini PBB mengutus perwakilannya untuk melongok
biogas tersebut. PBB saat ini terus memantau biogas ini untuk nantinya diakui
sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan karena turut mengurangi gas
rumah kaca. Termasuk juga dari sejumlah peniliti dari Jepang serta LIPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar